PEMBANTAIAN orang-orang kiri setelah Peristiwa Gerakan 30 September 1965 menurut John Roosa dalam buku terbarunya bukan peristiwa lokal, apalagi kejadian spontan yang terjadi secara horizontal. Pembantaian itu berskala nasional, direncanakan, dan terorganisasi rapi dengan sasaran yang sudah jelas, yaitu Partai Komunis Indonesia beserta pendukungnya. Peristiwa itu melibatkan pelbagai kelompok yang diorkestrasi menjadi destruktif dan massal dalam membabat golongan kiri.
Yang perlu diperhatikan, pembantaian itu tidak terjadi secara serentak di setiap provinsi di Indonesia dan tidak terjadi di semua provinsi. Pembantaian di Solo terjadi pada pekan terakhir Oktober 1965, sedangkan di Bali terjadi pada November 1965. Sementara itu, di Jawa Barat, Riau, dan Sumatera Barat tidak terjadi pembantaian massal. Dari sisi kelembagaan, ada yang sasarannya pemerintahan daerah beserta pendukung kiri, lalu ada target yang semata-mata perusahaan .
Dalam buku ini, Roosa membahas pembantaian massal yang terjadi di Solo, Bali, dan Palembang. Pembantaian massal tersebut terkait dengan persaingan antara PKI dan Angkatan Darat semasa pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Perolehan suara besar PKI pada Pemilihan Umum 1955 dan 1957 yang memasukkannya dalam empat besar, bersama Partai Nasional Indonesia , Nahdlatul Ulama, dan Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia.
Pembantaian di Solo dan Jawa Tengah berbeda dengan yang terjadi di Bali. Pembantaian orang PKI di Bali terjadi pada pertengahan November 1965. Selama Oktober 1965, tidak ada gejolak di masyarakat. Panglima Kodam XVI/Udayana yang meliputi Bali dan Nusa Tenggara Barat, Brigadir Jenderal Sjafiuddin, menginstruksikan PKI agar berdiam diri sehingga tidak timbul gesekan dengan kalangan kanan. Kebijakan Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja saat itu pun sejalan dengan Kodam.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Buku anak bertema gay picu perdebatan di TaiwanSebuah buku anak-anak bertema gay tentang dua pangeran yang jatuh cinta dan menikah telah memicu protes dari para orang tua di Taiwan, setelah buku itu ...
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »