REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Para pengungsi melarikan diri dari perang dan persekusi dari negara-negara seperti Myanmar, Eritrea, dan Irak. Dengan tradisi kemanusiaan yang panjang, Amerika Serikat membuka pintunya untuk mereka.
Mereka akan membantu negara yang membuka pintunya pada mereka untuk memilih pemimpin selanjutnya. Pemenang dari pemilihan ini akan menentukan nasib program yang memberikan manfaat bagi para pengungsi. Donald Trump sudah menghentikan program itu pada tahun fiskal selanjutnya yang dimulai 1 Oktober mendatang.
Hanya setengah dari jumlah itu yang datang ke AS pada tahun ini selama pandemi virus corona. Jumlah pengungsi yang diterima AS akan terus berkurang apabila Trump terpilih kembali. Lawannya, Joe Biden, berjanji meningkatkan jumlah pengungsi yang dapat masuk menjadi 125 ribu. Setiap beberapa tahun sekali melalui kelas-kelas kewarganegaraan, International Rescue Committee membantu sekitar 6.000 pengungsi dan pendatang baru untuk menjadi warga AS. Banyak organisasi lainnya yang membantu pengungsi melalui proses naturalisasi.
"Jadi ada begitu banyak yang ingin memilih kali ini," kata Basma Alawee yang mengelola Florida Immigrant Coalition, organisasi yang menggelar webinar untuk membantu mempersiapkan pengungsi menghadapi hari pemungutan suara.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »