Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto . Yuri awalnya bicara karakteristik soal pasien di RS Darurat Wisma Atlet.
"Karakteristik yang kami temukan di lapangan yaitu pada umumnya hampir semua pasien yang ada di RS Darurat Wisma Atlet adalah pasien mandiri, artinya mereka tidak diinfus, mereka tidak dipasangi oksigen sehingga mereka bebas bergerak. Namun, mereka dibatasi pada lantai-lantai perawatannya saja, sehingga mereka akan berada di lantai rawatan sepanjang mereka dirawat," ujar Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Sabtu .
"Inilah yang kemudian secara spesifik akan menimbulkan permasalahan-permasalahan psikologis, apalagi tidak boleh ditengok oleh keluarganya dan saat ini menjelang Idul Fitri," sebut Yuri. "Oleh karena itu, kecemasan untuk ingin ketemu keluarga, kecemasan untuk ingin berlebaran, berlebaran dengan keluarga, ini menjadi hal yang dominan. Inilah yang kemudian menjadi pekerjaan yang cukup besar, yang kemudian harus direspons," jelasnya.Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah dibantu oleh organisasi profesi terkait. Yuri memastikan penanganan masalah psikologis pasien berjalan sesuai standar yang berlaku.
"Dan kita bersyukur organisasi profesi pun sudah turun tangan, turun tangan di dalam masalah ini. Oleh karena itu, kami melihat semuanya berjalan sesuai SOP
egois banget mau ngajak keluarga nya masuk rmh sakit juga?
yg tabah ya gaes. semoga lekas sembuh 🙏
Kan bisa videocall sayang... Carilah jalan alternatif 😊
Terus dirawat bareng bareng?
Vak 😤🙄
Iya sih, takutnya tahun depan ngga ikut lebaran lagi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »