JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan tingkat inflasi Mei hanya sebesar 0,07 persen (month to month) atau secara tahunan (year on year) menjadi 2,19 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pergerakan inflasi kali ini tak biasa jika dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya, mengingat pada bulan tersebut terdapat momen Ramadan dan Idul Fitri.
Komponen yang memberi andil terbesar kepada inflasi adalah kenaikan tarif angkutan udara, yaitu sebesar 0,08 persen. “Walaupun pemerintah mengimbau untuk tidak melakukan mudik, masih ada penumpang yang melakukan perjalanan,” ucap Suhariyanto. “Tapi kalau dibandingkan dengan posisi Lebaran tahun-tahun sebelumnya, tetap saja ini sangat rendah.”
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan inflasi yang rendah tersebut terutama dipengaruhi oleh pelemahan daya beli masyarakat dalam tiga bulan terakhir. “Aktivitas dari sisi produksi terganggu akibat kebijakan PSBB di berbagai daerah dalam rangka menekan laju penyebaran Covid-19,” kata dia.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengiyakan ihwal minat konsumsi masyarakat yang terpukul sepanjang periode pandemi. “Masyarakat cenderung hanya mengonsumsi barang-barang pokok saja, restoran dan hotel banyak yang tutup, sehingga permintaan menjadi sangat terbatas,” ujar dia. Di sisi lain, pasokan barang relatif tersedia, bahkan berlimpah. Akibatnya, tak mengherankan banyak komoditas yang akhirnya mengalami penurunan harga.
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »