Carsten Brzeski, seorang ekonom top di Bank ING Belanda menyatakan cuaca ekstrim dapat menambah daftar panjang faktor yang melemahkan ekonomi Eropa. Musim panas yang kering dan cuaca yang terik disebut Brzeski telah menambah sakit kepala bagi pebisnis di seluruh Eropa.ADVERTISEMENTSaat ini, ketinggian air di sepanjang sungai Rhine Jerman telah menyusut. Padahal, sungai ini menjadi penting sebagai jalur untuk mengangkut bahan kimia, batu bara dan biji-bijian.
Kemudian, di Italia utara para petani mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun. Hal ini mempengaruhi produksi tanaman dari kedelai hingga parmesan. Fenomena-fenomena yang terjadi tadi diyakini dapat meningkatkan inflasi, karena Eropa saat ini pun sudah berjuang keras untuk mengatasi kenaikan harga makanan dan bahan bakar. Fenomena yang dipicu cuaca ekstrim ini disebut hanya memberikan masalah baru bagi Eropa.
Kondisi ekonomi benua biru sudah dihadapkan dengan beragam ancaman. Mulai dari rekor inflasi yang diperburuk oleh perang Rusia di Ukraina, hingga nilai tukar Euro yang melemah dan membuat biaya lebih mahal bagi bisnis untuk mengimpor barang-barang yang diperlukan. Belum lagi, krisis di Italia dikhawatirkan dapat memberikan dampak besar ke perekonomian wilayah tersebut. Italia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga blok itu terlibat dalam krisis politik setelah adanya penggulingan perdana menteri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »