jpnn.com, YANGON - Para pelajar Myanmar berjanji untuk melakukan unjuk rasa di pusat komersial Kota Yangon, dengan membawa buku teks yang mempromosikan pendidikan militer sehingga mereka dapat menghancurkannya saat aksi protes. "Sejak kudeta, hidup kami menjadi tidak ada harapan, mimpi kami telah mati," kata Kaung Sat Wai , seorang pengunjuk rasa di luar kampus universitas di Kota Yangon. "Kami tidak menerima sistem pendidikan yang mendukung kediktatoran.
Unjuk rasa telah berlangsung setiap hari selama sekitar tiga minggu, sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu. Tentara merebut kekuasaan dari pemerintah sipil Myanmar setelah menuduh kecurangan dalam pemilu November 2020, yang dimenangi oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi. Militer kemudian menahan Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partai.Baca Juga: Di sisi lain, sekitar 1.000 pendukung militer juga berkumpul untuk melakukan protes balasan di Yangon tengah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.