” yang ditulis oleh Noer Fauzi Rachman, PhD. & Ilsa Nelwan, dr. MPH mengingatkan kita bahwa manusia, hewan dan alam lingkungan adalah suatu kesatuan yang merupakan landasan kritis dari rantai kehidupan manusia.
Kedua penulis bicara data, tetapi mampu menjelaskan arti yang ada dibalik angka dan data Covid-19 tersebut. Sekarang setelah terjadi Covid-19 barulah kita remang-remang mengingat kembali flu Spanyol sebab kejadian tersebut tercatat dalam berbagai laporan dan buku. Foto-foto dari Eropa memperlihatkan orang-orang pada waktu itu menggunakan masker sama seperti halnya sekarang.
Pendekatannya harus saling bersinergi dan mendukung agar membentuk sebuah kesatuan yang mulus tanpa ada benjolan-benjolan penghalang .,” yang merupakan kerangka pendekatan epidemi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2017. ”” adalah ’pendekatan untuk merancang dan menerapkan program, kebijakan, perundang-undangan, dan penelitian yang mana berbagai sektor saling komunikasi dan bekerja sama untuk mencapai hasil kesehatan masyarakat lebih baik’ .
Buku ini mengingatkan kita bahwa flu Spanyol 1918–1919 juga berimbas pada Indonesia, terutama Pulau Jawa. Pemerintahan Belanda menamakannya dan menyebar dari bulan Juni sampai September 1918. Diperkirakan korbannya di atas empat juta orang dan yang meninggal sekitar 1,3 juta orang, padahal populasi Indonesia pada waktu itu adalah 53 juta orang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »