Menurut laporan Conservation International, di Kenya dan bagian lain Afrika serta Kamboja terjadi lonjakan perburuan liar. Salah satu pendorongnya adalah tantangan yang dihadapi orang dalam mencari kebutuhan untuk mengisi perutnya.
Hewan-hewan yang terancam diburu bukan hanya untuk kebutuhan makanan, tetapi juga untuk mengambil bagian tubuh yang bisa dijual guna menambah pundi-pundi keuangan. Seperti, badak yang diburu karena tanduknya yang bernilai jual. Kebijakan pembatasan perjalanan internasional yang diterapkan oleh negara-negara mungkin telah menghambat perdagangan satwa liar lintas batas, tetapi juga meninggalkan hewan di alam liar dengan perlindungan yang jauh lebih longgar.Menurut Wildlife Justice Commission, pemburu telah melihat penutupan taman nasional, pengalihan penegakan hukum untuk tugas-tugas terkait Covid-19, dan mengurangi patroli penjagaan, sebagai peluang ideal untuk melakukan eksploitasi.
Berkurangnya kunjungan turis ke taman nasional juga meningkatkan risiko perburuan liar. Lantaran turis selama ini, secara tak langsung, telah menjadi pihak yang peduli terhadap taman nasional. "Kami menerima informasi bahwa kelompok perburuan gelap yang beroperasi di selatan Afrika berniat mengambil keuntungan dari situasi saat ini," kata Sarah Stoner, Direktur Intelijen Wildlife Justice Commission.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »