REPUBLIKA.CO.ID, Upaya umat Islam Palestina untuk menggalang dunia internasional pernah dilakukan secara intens. Baik ke negara dengan penduduk mayoritas Islam ataupun non-Muslim. Hal ini sebagaimana dilakukan delegasi yang terdiri dari muftif Jamal Al-Husseini, seorang mufti Haifa, Imam Mohamed Rashid Reda, dan Syekh Ibrahim al-Ansari, seorang pengkhutbah di Temple Mount . Mereka tetap di India dari November 1923 hingga Juni 1924.
Dari aktivitas para delegasi tersebut, sejumlah besar dana terkumpul untuk pekerjaan renovasi besar dan konstruksi di dalam kompleks Haram Asy-Syarif. Program amal tersebut merupakan instrumen penting yang mengikat umat Islam di seluruh dunia dalam perasaan religius dengan Arab Palestina, serta bertindak sebagai alat mobilisasi politik.
Pada April 1921, setahun sebelum pengukuhan Mandat Palestina di Liga Bangsa-Bangsa, Mahatma Gandhi mengamati bahwa,"Kaum Muslim mengklaim Palestina sebagai bagian integral dari Jazirat-ul-Arab . Mereka terikat untuk mempertahankan hak asuh, sebagai perintah Nabi.". Dengan kata lain, menurut Gandhi, non-Muslim tidak bisa memperoleh yurisdiksi berdaulat atas Palestina. Kongres Nasional India juga mengadopsi sikap anti-Zionis pada pertemuan di Lucknow pada Juni 1921. Komite Kongres Seluruh India menyatakan bahwa"kecuali Jazirat-ul-Arab dibebaskan dari semua kendali non-Muslim, tidak akan ada perdamaian dan kepuasan di India" . Beberapa tahun kemudian, partai tersebut menuntut penghapusan kendali asing dari Jazirat-ul-Arab" .
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »