Demam berdarah dengue sudah menjadi persoalan di Indonesia selama lebih dari 50 tahun, sejak kasus pertama ditemukan pada 1968.hujan seolah menjadi pertanda sekaligus waktu untuk lebih waspada terhadap ancaman nyamuk demam berdarah. masih menghantui Indonesia, bahkan setelah 50 tahun berlalu sejak kasus pertama ditemukan di Indonesia pada 1968. DBD diketahui muncul kali pertama di Jakarta dan Surabaya.
"Secara nasional, KLB terjadi lima tahun sekali. Namun data Kementerian Kesehatan, kami bisa melihat puncak dari KLB biasanya terjadi selang enam sampai delapan tahun," ungkap Tedjo. DBD, kata Tedjo, tidak sama dengan malaria yang virus pada satu daerah bisa dieliminasi dan sudah ada obatnya. Adapun DBD, lanjut dia, punya banyak faktor yang turut berpengaruh. Inilah yang menyebabkan DBD selalu ada di setiap tahun dan berulang. Faktor yang mempengaruhi itu, sebut Tedjo, salah satunya adalah kekebalan populasi. Ketika setidaknya 50 persen populasi sudah kebal terhadap dengue, kemungkinan terjadinya wabah dan KLB di populasi itu akan rendah.
Salehe bertutur, Jakarta Pusat bebas DBD saat itu DKI Jakarta dipimpin Fauzi Bowo dan Wali Kota Jakarta Pusat adalah Sylviana Murni. Sebelumnya, DKI Jakarta secara keseluruhan pada kurun waktu tersebut justru sedang menjadi lokasi dengan kasus DBD terbanyak sedunia. tersebut, tetapi tidak ada yang berhasil. Strategi yang lalu diambil, DKI menetapkan jumlah pasien DBD sebagai tolok ukur kinerja pemerintah daerah, dari tingkat lurah, camat sampai wali kota.
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »