REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran kali ini sungguh berbeda. Larangan mudik oleh pemerintah membuat jutaan orang bertahan di perantauan. Kendati banyak yang menyesalkan kondisi ini, tapi menahan diri untuk tak mudik justru menjadi bentuk kasih sayang bagi keluarga tercinta di rumah. Seperti yang dilakukan oleh Silvia Jannatul , seorang dosen muda Institut Teknologi Bandung . Silvi terpaksa membatalkan rencana mudiknya ke Jambi demi mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Tapi nihilnya aktivitas mudik tak lantas membuat silaturahim terputus. Pandemi Covid-19 seolah memopulerkan fasilitas video panggilan melalui berbagai aplikasi yang tersedia. Mulai dari WhatsApp, Zoom, Google Meet, atau platform lainnya. Layanan panggilan video ini pula yang dimanfaatkan Silvi untuk menyapa keluarganya.
Apa yang dialami Silvi barangkali juga dialami oleh banyak perantau lain yang masih bertanan di kotanya tempat bekerja. Kemajuan teknologi informasi membuat apa yang sebenarnya jauh, terasa dekat. Esensi dari silaturahim pun terwujud berkat layanan video-panggilan yang kini semakin luas digunakan masyarakat.
Seperti yang terjadi di Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat di hari pertama dan kedua Lebaran ini. Bila biasanya warga mulai saling kunjung seusai sholat Idul Fitri, maka yang terjadi kini berbeda. Warga lebih memilih saling sapa di depan rumah sambil saling mengucapkan selamat hari raya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »