LICIN BERLUMPUR: Anak bersepeda melintasi lumpur sisa banjir di Pajang, Laweyan. Lokasi ini menjadi langganan tergenang saat hujan deras. Terdampak banjir, bukan hal baru bagi warga Kota Bengawan. Sebab itu, di zaman Keraton Kasunanan Surakarta sudah dibuat tanggul mulai dari Tipes ke timur hingga Kelurahan Mojo. Berlanjut ke utara hingga Sorogenen dan Gandekan.
“Awalnya satu-dua rumah, kemudian menjamur sampai sekarang. Masyarakat juga tidak boleh protes, mau bagaimana lagi, karena sejak zaman kerajaan, kawasan yang mereka tinggali pasti terdampak banjir. Tapi ya mungkin pertumbuhan penduduk tinggi, kawasannya sempit, jadi mereka membuat rumah di situ. Seharunya sudah paham risikonya sejak awal,” papar Sukasno.
“Sekarang kita buktikan, di Pucangsawit, Sewu, Sangkrah, dan Semanggi, kalau hujan pasti airnya meluap sampai bantaran. Tapi tidak ada warga terdampak karena sudah direlokasi. Tapi memang masih ada beberapa tinggal di situ, karena urusan ganti rugi dengan BBWSBS , yaitu mereka yang memiliki SHM . Tapi korbannya sedikit dibandingkan sebelum direlokasi dulu,” beber dia.
“Apalagi di sana belum ada tanggul. Tanggulnya cuma dari Jembatan Tirtonadi sampai Jembatan Komplang,” kata dia. Resapan air yang baik seharusnya dimiliki di setiap lingkungan maupun permukiman warga. Perilaku manusia harus bijak menghadapi alam. Namun faktanya, daerah resapan air semakin menyusut. Ditambah masyarakat tidak suka menanam.
“Kemudian waktu zaman kolonial Belanda, ditambah pembangunan sistem drainase dan pintu air yang bisa dilihat sampai saat ini. Daerah di luar tanggul yang disebut dengan bantaran sungai dibuat lebar dan tidak ada hunian. Kawasan itu difungsikan untuk menampung air yang meluap. Sebab kalau hujan deras di daerah lain, di situ pasti tergenang,” ungkap Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta Y.F. Sukasno, Sabtu .
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »