REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus korupsi yang melibatkan Aparatur Sipil Negara di Sumatera Barat terkait penggelapan uang milik Masjid Raya Sumatera Barat membuat Dewan Masjid Indonesia merasa prihatin. Mental korupsi merupakan hal yang tidak bertanggung jawab. Sekretaris Jenderal DMI, Imam Addaruquthni menyebut, kejadian yang terjadi di Sumatera Barat adalah kasuistik dan bukan masalah di dalam masjid.
Meski demikian, DMI mengungkapkan rasa prihatin atas kasus yang ada. Rasa prihatin ditujukan pada mental korupsi dari seseorang atau oknum yang merajalela hingga keluar dari lembaganya. Imam menyebut jika mental seperti ini dibiarkan, bisa merusak. Pun terhadap amal-amal lainnya yang diberikan kepada pihak masjid, hal tersebut ada laporannya dan bisa dipertanggung jawabkan laporannya jelas. Imam Addaruquthni menyebut, laporan tersebut bisa diperiksa dan dilihat oleh publik.
Wasekjen MUI Amirsyah Tambunan sebelumnya menyebut, sistem pengelolaan keuangan yang profesional untuk masjid diperlukan. Utamanya bagi masjid yang skalanya besar. Ia menyebut, untuk masjid besar, dananya juga tergolong besar hingga ratusan juta rupiah. Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar mengatakan, perbuatan korupsi uang infak dan sedekah jamaah Masjid Raya Sumatera Barat, terjadi karena lemahnya pengawasan.
ba_ger91 Asal Muslim gak apa Korupsi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: okezonenews - 🏆 41. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »