Hari raya Idul Fitri atauberarti kembali ke fitrah. Umat Islam merayakan hari raya ini setelah satu bulan penuh berpuasa; menahan makan-minum, menahan hawa-nafsu, sekaligus memperbanyak amal ibadah-kebajikan. Hari raya Idul Fitri pun dikenal dengan istilah ”Hari Kemenangan”.
Oleh karenanya, secara sosial, halal bihalal dimaknai oleh masyarakat dengan istilah ”kosong-kosong” atau saling memaafkan. Dan inilah yang dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia pada hari raya Idul Fitri dengan saling berkunjung di antara tetangga, kolega, dan sanak saudara sembari saling maaf-maafan.
Melalui ibadah puasa selama satu bulan penuh, manusia dituntun untuk menyadari, mengoreksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Dalam keadaan tergelincir dari titik fitrahnya sebagaimana di atas, seseorang bisa merasakan semuanya secara terbalik; tengkar-perang sebagai tujuan, daripada rukun-damai. Hingga dengan berperan seseorang merasa mendapatkan kesejatian, bahkan mungkin juga kesejatian iman. Sebaliknya, rukun-damai bisa dianggap sebagai kelemahan, termasuk kelemahan iman.
Sementara secara antaragama, inisiatif, ataupun forum-forum dialog sejauh ini sudah dilakukan, walaupun masih sangat terbatas. Namun, upaya-upaya yang ada masih jauh dari memadai untuk mencapai kehidupan umat dan masyarakat yang saling memahami antara satu kelompok dengan kelompok yang lain. Hingga terbentuk kehidupan yang saling menghormati dan menjaga kerukunan yang ada.Anggota Forum Kerukunan Umat Beragama berbincang di Gereja Katedral Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »