Jubir satgas COVID-19: Ada 208 kandidat vaksin COVID-19

  • 📰 antaranews
  • ⏱ Reading Time:
  • 50 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 23%
  • Publisher: 78%

Indonesia Berita utama Berita

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan hingga saat ini ada 208 kandidat vaksin COVID-19 di berbagai tahapan yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara. Vaksin COVID19

Sebelumnya diketahui BUMN Farmasi Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan China Sinovac untuk memproduksi vaksin COVID-19 untuk Indonesia. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac tersebut tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020.

"Yang memasuki fase ketiga dalam uji klinisnya ada 7 kandidat vaksin, pertama adalah Sinovac, kedua adalah Wuhan Institute of Biological Product atau Sinopharm kemudian yang ketiga adalah Beijing Institute of Biological Products juga dari Sinopharm," ungkap Wiku.

"Semua pihak yang ada di dunia berusaha untuk mendapatkan vaksin yang aman dan efektif untuk COVID-19 termasuk Indonesia. kami tetap berusaha keras agar bisa mendapatkan vaksin ini dalam jumlah yang besar untuk bisa melindungi rakyat Indonesia," ucap Wiku. "Jangan menunggu obat dan vaksin karena kita juga berpacu dengan waktu. Pencegahan atau upaya preventif adalah kunci yang paling utama dalam menekan jumlah kasus maupun kematian, mungkin kami agak mengubah pesannya yaitu tidak malas mencuci tangan dan pakaian sesampainya di rumah tidak mencopot atau melepaskan masker ketika berada di di luar rumah dan disiplin dalam menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," ungkap Wiku.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 6. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Satgas COVID-19 jelaskan beberapa potensi penyebab kematian COVID-19Salah satu penyebab kematian pasien COVID-19 adalah penanganan yang terlambat karena pasien masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi memburuk, sebut Satgas.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »

Timwas Covid-19 DPR Kritik Penyerapan Anggaran Covid-19Berdasarkan laporan pemerintah, dari total anggaran penanganan Covid-19, sebesar Rp 695,2 triliun, yang terserap atau terealisasi baru 19%.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »

Satgas Covid-19 :Waktu Berakhirnya Covid-19 tak Bisa DiprediksiWiku meminta semua pihak bahu membahu memerangi virus menular covid-19 itu. Kuncinya ialah dengan mematuhi protokol kesehatan ditiap aktivitas di luar rumah.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »

Jubir: Hanya Satgas COVID-19 yang tentukan zona risiko daerahJuru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan penentuan peta atau zonasi risiko di daerah hanya dilakukan oleh pihaknya ... Hijau kata si ibu itu Dimarahin ibu syantik nnti....!!!! Sudah zona hijau, masih dibilang zona merah.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »

Kasus Covid-19 di Dunia Tembus 19 JutaData kasus Covid-19 di dunia sudah mencapai 19.005.306 setelah adanya penambahan kasus baru pada hari ini sebanyak 39.908
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »

Ini Lho Aturan Bikin Konten YouTube Terkait COVID-19YouTube menghapus video musisi Anji dan Hadi Pranoto. Tahu nggak sih kalau YouTube memiliki aturan khusus jika kreator ingin membuat konten terkait COVID-19. Simak di sini: YouTube via detikinet detikinet Soalnya banyak yang report . . . Ribet amat penjelasan lu detikinet Dibaca nih duniamanji kayaknya YouTube bagian dari konspiresyen elit global karena YouTube acuanbya ke WHO, konten kreator dibungkam suaranya kalo ngomongin covid-19 ga sesuai dgn WHO. Ckckck parah sih youtube. You mas anji, tinggalin youtube. Yuk bisa yuk. detikinet Makanye lu nyanyi aja dah ribet amat ngurusin kovat kovit aje, ra gablek
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »