TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan kekebalan kelompok atau herd immunity di Indonesia tidak akan terbentuk jika masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker.“Kalau kita senggol-senggolan, tapi semuanya tertutup seperti itu, enggak akan terbentuk penularan. Sehingga imunitas tidak terbentuk,” kata Wiku dalam konferensi pers di akun Youtube BNPB, Selasa, 2 Juni 2020.
Wiku mengatakan, untuk membentuk kekebalan kelompok diperlukan interaksi yang cukup tinggi dan akan sulit diterapkan di Indonesia yang memiliki banyak pulau, provinsi, yang terpisah laut maupun daratan.“Herd immunity seandainya sampai terjadi, bagaimana caranya pulau yang berbeda saling bisa menulari kalau tidak mobilitas dan interaksi tinggi?” kata dia.Jika dipaksakan untuk melakukan herd immunity, maka masyarakat harus berinteraksi tanpa harus wajahnya dengan masker.
Yaudh... Test aja si Bapak mau gk berkerumun sama PDP... ? Sehari aja Pak... monggo pake masker... Nanti kita liat 14 hari berikutnya si Bapak test swab...
Ngawur!
Bhhhha....mulai dah bkin prnyataan' yg kontroversial., Dakar komunis!
Gile Lo ndro? klo gitu buat apa kereta di isi 50 %, sekalian aja di isi full, biar gk rugi itu PT KAI. dan jg angkutan orang yg lain. biar terbentuk herd immunity jg. Padahal yg udah sembuh aja msh bisa positif lg.
Inilah yg membuat masyarakat banyak gak patuh....
Manteb manteb boleh berarti sama pasangan asal pake masker
Cc: nirwan_anestesi
🙄🙄🙄🙄
Sentuhannya dilapisi pake Haki
Pemahaman salah nih, udah jelas jarak aman nya satu meter. kalah sama monyet di India. kalo punya keterbatasan,ketidak mampuan jujur aja gak usah berdalih demi pembenaran
Senggolan muka gitu
Setujuh
Seperti ini kira2 visual pentingnya penggunaan masker ditengah pandemi Covid-19 👍🏻
Masker sakti wkwk
Gila Loe KU..!!!!!! 😲
😅😅 ada yg mau prank tapi bukan acara komedi
gile dimana2 orang suruh jaga jarak 1,5 Meter, eh pejabat malah dagelan ..
Becanda ya?
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »