KISAH tragis yang dialami anak akibat pembelajaran jarak jauh kembali terjadi. Kali ini, seorang siswa SMP di Tarakan, Kalimantan Utara, nekad bunuh diri. Sejumlah kalangan pun mendesak segera dilakukannya evaluasi sistem pembelajaran tersebut.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya siswa di Tarakan itu. Mereka mendorong Kemendikbud, Kementerian Agama, serta dinas-dinas pendidikan dan kantor wilayah Kemenag untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan PJJ fase kedua yang sudah berjalan selama 4 bulan.
“ tidak ada kasus bunuh diri siswa, bukan berarti sekolah atau daerah lain PJJ-nya baik-baik saja. Bisa jadi kasus yang mencuat ke publik merupakan fenomena gunung es dari pelaksanaan PJJ yang bermasalah dan kurang mempertimbangkan kondisi psikologis anak, tidak didasarkan pada kepenting an terbaik bagi anak,” ujar Retno.
Retno menambahkan, para guru bimbingan konseling harus diberdayakan selama PJJ. Tujuannya agar gangguan psikologis pada siswa dapat diatasi segera sehingga tidak memicu depresi hingga bunuh diri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »