TEMPO.CO, Jakarta - Misteri sejumlah kasus itu juga menerbitkan keresahan untuk kemungkinan gelombang kedua wabah virus tersebut.Keresahan itu muncul di saat mendekati tenggat pencabutan status karantina Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei pada 8 April mendatang. Saat itu, warga kota-kota itu sudah akan bisa bepergian, termasuk ke luar dari kota yang pernah menjadi episentrum wabah yang merenggut lebih dari 3 ribu jiwa di Cina itu.
Sedang dua lainnya adalah warga Wuhan, terdiri dari satu menunjukkan gejala parah dan sempat kembali dirawat di rumah sakit dan yang kedua hanya gejala ringan. Sejumlah ahli virologi berpikir tidak mungkin seorang pasien COVID-19 bisa terinfeksi kembali untuk kedua kalinya begitu cepat setelah mereka dinyatakan sembuh. Namun mereka juga menolak cepat-cepat menyimpulkan. Adapun pemerintah Cina tak menghitung mereka yang sudah sembuh namun positif kembali itu dalam data terbaru kasus COVID-19.
Pemerintah Cina itu menganggap Rakyatnya seolah BInatang Sakit Coba disembuhkan hilangkan kalau tidak bisa disembuhkan Jadi, akurasi alat tidak diperlukan mereka
Hamil lagi dong
Matio
Di troll ampun
omaigat.. sudahi cobaan ini ya robbi
kopral_jon00 Bukan tingkat akurasi alat tetapi kebohongan mereka sangat akurat.
Spanyol juga komplain.
Jangan digoreng ah
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »