REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan masalah kesepakatan nuklir Iran berada pada titik kritis dan sangat kompleks. Untuk mengurainya, semua pihak harus mendorong Amerika Serikat kembali ke dalam perjanjian dan menghapus sanksi terhadap Iran.
China, kata dia, juga cukup prihatin atas rencana Iran yang hendak memperkaya uraniumnya hingga 20 persen."China mendesak semua pihak untuk bersikap tenang dan menahan diri, untuk tetap berpegang pada komitmen perjanjian dan menahan diri dari mengambil tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan, sehingga memberi ruang bagi upaya diplomatik serta perubahan situasi," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dia yakin pemerintahan AS mendatang akan kembali ke kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action . Dia pun optimistis Washington bakal mencabut sanksi yang melumpuhkan perekonomian negaranya. Rouhani sempat mengatakan negaranya senang dengan akan berakhirnya pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Namun dia pun tak terlalu menyambut pemerintahan presiden terpilih Joe Biden."Kami tidak terlalu senang dengan kedatangan Biden, tapi kami sangat senang dengan kepergian Trump," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet pada 16 Desember.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.