China: AS Harus Didorong Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran |Republika Online

  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 51 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 24%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

China prihatin atas rencana Iran memperkaya uranium hingga 20 persen

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan masalah kesepakatan nuklir Iran berada pada titik kritis dan sangat kompleks. Untuk mengurainya, semua pihak harus mendorong Amerika Serikat kembali ke dalam perjanjian dan menghapus sanksi terhadap Iran.

China, kata dia, juga cukup prihatin atas rencana Iran yang hendak memperkaya uraniumnya hingga 20 persen."China mendesak semua pihak untuk bersikap tenang dan menahan diri, untuk tetap berpegang pada komitmen perjanjian dan menahan diri dari mengambil tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan, sehingga memberi ruang bagi upaya diplomatik serta perubahan situasi," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dia yakin pemerintahan AS mendatang akan kembali ke kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action . Dia pun optimistis Washington bakal mencabut sanksi yang melumpuhkan perekonomian negaranya. Rouhani sempat mengatakan negaranya senang dengan akan berakhirnya pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Namun dia pun tak terlalu menyambut pemerintahan presiden terpilih Joe Biden."Kami tidak terlalu senang dengan kedatangan Biden, tapi kami sangat senang dengan kepergian Trump," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet pada 16 Desember.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.