SETIAP persitiwa mempunya arti, makna, dan nilai sejarah tinggi di kemudian hari. Semua itu akan terwujud apabila memiliki kebiasaan dan passion untuk mendokumentasikan denyut nadi kehidupan masyarakat melalui kamera.
Acara tetap dwi mingguan ini yang dipandu dosen ATVI dan praktisi Rosida Simatupang bertema “Merekam Peristiwa di Tengah Pusaran Budaya Pop dan Media Sosial” terselenggara tas kolaborasi LPPM ATVI, Mastepedia, dan Taman Bacaan Bukit Bercerita serta didukung oleh Penerbit Prenada, Diomedia, dan Dana.
Wiranegara juga beberapa kali menjadi juri untuk berbagai festival film dokumenter, antara lain Juri Film Dokumenter FFI 2012, 2013, 2014, 2015, 2018, 2019, dan 2020, menjadi pembuat film documenter atau film maker bidang ini Nah, dalam diskusi ini menyinggung hubungan yang sangat erat, bahkan memancing peserta untuk bertanya lebih mendalam soal ini.
"Semua orang bisa merekam dan meng-upload apa saja mulai dari tayangan yang bermanfaat, tayangan yang sekedar nyampah, sampai tayangan berupa ujaran kebencian maupun hoaks,” papar Wiranegara. "Dengan sentuhan pengetahuan bahasa visual sinematografi yang sederhana siapa saja bisa menjadi film maker dokumenter karena setiap pemakai ponsel pintar dapat merekam berbagai peristiwa dengan kualitas gambar dan suara yang sempurna," jelasnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »