REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi dan Geofisika Hary Tirto Djatmiko mengatakan tidak semua awan Cumulonimbus bisa menyebabkan puting beliung."Ada kondisi tertentu seperti ketika kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu mengindikasikan udara sangat tidak stabil," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu .
Baca Juga Ia menjelaskan hujan lebat disertai kilat atau petir dan puting beliung berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi . Baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Pada saat bersamaan juga ditandai dengan kelembaban yang cukup tinggi dengan nilai kelembaban udara di lapisan 700 milibar lebih dari 60 persen.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.