yang baru ini semua pedagang harus berjualan di dalam pasar. Mereka sudah didata dan mendapat tempat masing-masing.Bangunan dengan wajah baru itu sekaligus menandai harapan baru bagi pedagang maupun warga Solo dan sekitarnya dalam perjalanan Pasar Legi Solo yang sudah mampu bertahan dan tetap eksis selama lebih dari 250 tahun.
Apalagi, saat itu dengan tujuan menarik banyak pedagang dan meramaikan pasar tersebut, MN I bersiasat membebaskan pajak perdagangan. Setiap hari pasaran Legi, pedagang dari berbagai daerah seperti Kartasura, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, Sragen, hingga Walikukun menempuh perjalanan jauh ke Pasar Legi Solo.
“Kenyataan ini memunculkan istilah pedagang oprokan. Ada pula yang menjajakan daganganya berpayung gubuk. Belum ada dinding . Pasar terkena lindhu dan mengalami kerusakan,” jelas Dosen Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu. Penataan tidak berhenti di situ. Selokan pembuangan air diperbarui. Halaman terbuat dari aspal yang panas saat kena matahari diganti beton. Kenyamanan pedagang maupun pengunjung benar-benar dipikirkan oleh penguasa saat itu.tentang Redesain Pasar Legi Surakarta Bercitra Moderen, setelah renovasi semasa MN VII tahun 1936, Pasar Legi Solo baru direnovasi lagi pada 1992.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »