JawaPos.com – Setelah mengalami pertumbuhan pesat selama satu dekade terakhir, perusahaan rintisan di Indonesia menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja massal yang ironisnya terjadi pada saat badai pandemi mulai reda. Perusahaan rintisan di Indonesia awalnya berkembang awal 2010.
Baca juga:Ramai PHK Massal Startup Teknologi, Kominfo Tanggapi BeginiMasa pandemi memicu kebutuhan teknologi tanpa sentuhan yang membuat usaha rintisan mampu bertahan dan bahkan bertumbuh. Namun periode promosi yang dikenal dengan fenomena bakar uang telah berakhir, dan bisnis rintisan dihadapkan pada kenyataan untuk mengembalikan modal yang sudah digelontorkan oleh investor.
Baca juga:Bos Shopee Indonesia Bantah akan Ada PHK Besar-besaranMenengarai peristiwa gelembung pecah, Togar Simatupang, pakar sistem rantai pasokan SBM ITB, menyatakan bahwa telah muncul babak baru bagi bisnis rintisan yang kini menghadapi persaingan yang lebih ketat dalam menarik investor dan pelanggan, pemanfaatan teknologi yang lebih cerdas dan tepat guna, dan semakin ketatnya investor dalam menyalurkan modalnya. Era investor yang bermurah hati dan pertumbuhan sudah berlalu.
Baca juga:Shopee Bakal Lakukan Layoff Besar-besaran, Indonesia Terdampak?Selain itu, perusahaan yang mandeg menghasilan pendapatan riil tidak akan mendapatkan bantuan modal seperti sebelumnya dan akhirnya akan terus memberhentikan karyawannya dan bisa jadi akan bangkrut. Perusahaan rintisan akan melalui jalan semakin terjal dengan adanya bayang-bayang stagflasi secara global.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »