Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merefleksikan Joker (2): Sisi Gelap dalam Diri Kita

Kompas.com - 13/10/2019, 08:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi


Artikel ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum membaca, silakan baca dulu tulisan pertama.

------------------------

KOMPAS.com - Film Joker (2019) tak sepenuhnya tepat menggambarkan pengidap gangguan jiwa. Di kehidupan nyata, gangguan jiwa tak jadi faktor utama penyebab orang melakukan kekerasan atau kejahatan.

Namun soal warga Gotham yang menjadi anarkistis, film ini mungkin menggambarkannya dengan tepat.

Apalagi, kegeraman masyarakat Gotham mengingatkan kita pada Indonesia. Aksi unjuk rasa rusuh hingga pengadilan jalanan kerap terjadi.

Bagaimana warga biasa, menjadi brutal ketika berkumpul bersama-sama?

Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Muhammad Mustofa menyebut kerumunan massa atau mob bisa membuat orang tidak menjadi dirinya sendiri.

"Tingkah laku kolektif tindakannya tidak sama dengan kepribadian masing-masing pesertanya," kata Mustofa.

Mob biasanya terbentuk ketika orang yang saling berkumpul menghadapi suasana problematis. Misalnya ketika menangkap maling di jalan.

"Mereka tahu harusnya diserahkan ke penegak hukum. Namun mereka khawatir jangan-jangan proses hukumnya tidak memuaskan perasaan keadilan masyarakat. Oleh karena itu lebih baik hukum ditegakkan sendiri," ujar Mustofa.

Sisi gelap dalam diri kita

Selain karena pengaruh massa, perilaku kekerasan bisa muncul karena hal-hal negatif yang terpendam dalam diri.

Tidak ada manusia yang benar-benar baik dan benar-benar jahat. Percaya atau tidak, di dalam diri setiap kita ada sisi buruk.

Pikiran-pikiran jahat yang sering terlintas, muncul dari sisi itu. Tokoh psikologi Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai shadow.

Dalam Four Archetypes (1972), Jung meyakini elemen mental manusia terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan pertama yakni persona adalah sisi terluar yang ditampilkan ke orang lain.

Di bawahnya, ada anima atau animus. Ini elemen maskulin dan feminin dalam setiap individu untuk memahami sifat lawan jenis dan bertahan hidup.

Makin dalam, ada shadow, yang merupakan bagian tergelap dari diri manusia. Ia mengandung hasrat dan perilaku yang bertentangan dengan moral. Sisi ini juga senang dengan hal-hal yang aneh.

Ilustrasi Joker.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Joker.

Anda mungkin pernah tertawa dalam hati ketika melihat orang yang tidak disukai terluka.

Atau pernah membayangkan Anda bisa meledakkan bangunan dan mencabik-cabik orang ketika sedang kesal?

Itulah saat shadow bertindak.

Psikolog Kasandra Putranto mengatakan dalam kasus Joker, misalnya, sisi gelap itu dipupuk sejak dini.

Sebelum menjadi Joker, Arthur Fleck dibesarkan oleh ibu yang delusional dengan gangguan kepribadian.

Sejak kecil, Arthur disiksa oleh ibunya dan pacar ibunya. Ketika dewasa, Arthur dirundung oleh masyarakat.

"Layanan kesehatan yang terputus membuat halusinasinya kumat," ujar Kasandra.

Frustrasi atas kondisi-kondisi itu, membuat shadow dari Arthur Fleck tampil ke permukaan.

Kasandra mengatakan untuk mencegah pikiran-pikiran buruk muncul, penderita gangguan mental tidak boleh menghentikan pengobatan.

Pikiran-pikiran negatif ini bisa muncul sejak kecil, dan perlu pencegahan dari orang dekat.

"Pastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat," ujar Kasandra.

Bersambung. 

Baca juga: Merefleksikan Joker (3): 1 dari 10 Orang Indonesia Alami Gangguan Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com