4 Vaksin Corona Tersandung Isu Miring, Pfizer hingga Johnson & Johnson

  • 📰 detikcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 83 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 36%
  • Publisher: 51%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Berbagai isu miring mulai dari penggumpalan darah hingga efikasi rendah menggoyang vaksin Corona. Tak terkecuali, vaksin Pfizer hingga Johnson & Johnson.

yang ada saat ini. Mulai dari pembekuan darah yang menerpa AstraZeneca dan Johnson & Johnson, hingga kematian sejumlah lansia usai vaksin Pfizer beberapa waktu silam.

Tidak semua isu miring tersebut bisa dibuktikan atau terkonfirmasi kebenarannya, sebagian bahkan cuma salah paham. Namun ada juga yang memaksa sejumlah negara menghentikan sementara penggunaan vaksin tertentu.Fakta-fakta Kematian 29 Lansia di Norwegia Usai Suntik Vaksin PfizerBaru-baru ini, beredar kabar China mengakui rendahnya vaksin COVID-19 buatannya. Kabar yang kemudian viral ini memunculkan keraguan terhadan vaksin-vaksin buatan China yang menggunakan platform tertentu.

Namun Kepala Pusat Pengendali Penyakit China menegaskan, hal itu adalah kesalahpahaman. Pasalnya dalam diskusi ilmiah di dunia yang pernah dihadirinya, ia mengusulkan agar prosedur vaksinasi dan jenis vaksin yang tidak berurutan perlu dicoba untuk memaksimalkan potensi kemanjuran vaksin. "Ini adalah pertama kalinya manusia disuntik vaksin novel virus Corona. Semua prosedur vaksinasi kami berbasis ekstrapolasi inokulasi vaksin virus lain sebelumnya, dan sejauh ini bekerja dengan baik Namun jika kedepannya diperlukan perbaikan, kami dapat menyesuaikan karakteristik virus Corona baru dan situasi vaksinasi," klaimnya, dikutip dari Global Times, Selasa .

Mengingat Sinovac adalah salah satu produk vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia, Juru bicara vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menegaskan,"Vaksin Sinovac yang saat ini kita gunakan masih cukup efektif untuk menekan laju penularan. Dari uji klinis di Unpad pun angka pembentukan antibodi yang muncul selama uji klinis tahap 3 yakni 95-99 persen, artinya sudah sangat baik," ujarnya dalam konferensi pers, Senin .

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 29. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.