SOLOPOS.COM - Gunung Slamet Banyumas

Solopos.com, BANYUMAS — Gunung Slamet yang membentang di lima kabupaten di Jawa Tengah menyimpan sederet kisah misteri. Berbagai hal wingit itu dibenarkan oleh sang juru kunci Gunung Slamet. Siapakah dia?

Gunung Slamet diyakini sebagai salah satu tempat keramat di Tanah Jawa. Gunung dengan ketinggian 3.432 mdpl itu memiliki empat jalur pendakian, yaitu Bambangan, Baturraden, Kaliwadas, dan Randudongkal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pun menjadi salah satu favorit untuk pendakian. Akan tetapi, bukan hal mudah untuk mencapai puncak. Banyak hal-hal tak terduga yang terjadi selama pendaki menyusuri jalur pendakian.

Oleh sebab itu, sebelum mendaki ke Gunung Slamet, tidak ada salahnya para pendaki untuk menemui juru kunci. Mereka akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang hendak mendaki.

Jumlah juru kunci resmi di sana adalah empat orang. Namun, pada kenyatannya ada lebih dari 40 orang yang mengaku sebagai juru kunci.

Baca juga: Ada Kerajaan Gaib, Gunung Slamet Paling Angker di Jawa?

Juru Kunci Gunung Slamett

Artikel jurnal hasil penelitian karya Nachdienda Oktavianna Ariza, Guru Sejarah SMK Mulia Bakti Purwokerto, menyebutkan detail nama empat juru kunci resmi Gunung Slamet tersebut.

Mereka adalah Karsad dari Dukuh Liwung, Guci, Mbah Daryono (Bambangan), Warjono (Jurang Mangu), dan Warsito dari Siremeng. Dari empat orang itu, Warsito adalah sosok yang unik.

Artikel yang diterbitkan Jurnal Ilmiah Kependidikan pada Maret 2017 itu menyebutkan bahwa Warsito adalah keturunan juru kunci. Nenek buyutnyam Nini Mantan Sarak, adalah wanita pertama yang menjadi juru kunci gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Dia menjadi juru kunci setelah mendapat wangsit dari nenek-nenek yang datang di mimpinya. Nenek-nenek itu diyakini sebagai nenek buyutnya, Nyai Manten Sarak.

Hei Kulup, mbesuk yen ana wong sin pan ndaki meng Gunung Slamet tulung dideteraken. Umapa yen koe ora gelem ngeteraken ya diijine bae,” demikian pesan Nyai Manten Sarak yang disampaikan kepada Warsito lewat mimpi.

Pesan itu pun dipandang sebagai amanat untuk menjadi juru kunci Gunung Slamet. Amanat itu pun kemudian dijalani Warsito sampai saat ini.

Baca juga: Mitos Gunung Slamet Meletus Bikin Pulau Jawa Terbelah, Benarkah?

Syarat Jadi Juru Kunci Gunung Slamet

Bukan hal mudah menjadi juru kunci. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Warsito.

Pertama, memiliki kemampuan dan pemahaman tentang legenda di Gunung Slamet dan tinggal di sekitar lereng. Kedua, disetujui oleh masyarakat melalui musyawarah.

Ketiga, diangkat dan direstui oleh juru kunci sebelumnya. Serta syarat yang paling utama adalah memiliki kesaktian dan dapat berkomunikasi langsung dengan Eyang Slamet dengan laku prihatin dan semedi.

Tugas sebagai juru kunci Gunung Slamet itu pun dijalani Warsito dengan penuh tanggung jawab. Dia senantiasa mendampingi pendaki agar selamat sampai tujuan.

Baca juga: Kini Berstatus Normal, Gunung Slamet Pernah Tidur Selama 53 Tahun

Sepanjang hidup sebagai juru kunci, Warsito belajar mengenali gejala alam yang berkaitan dengan aktivitas gunung api aktif itu. Jika aktivitas gunung meningkat, dia akan mendapat petunjuk langsung dari Nyai Manten Sarak.

Dia juga membantah mitos jika Gunung Slamet meletus, maka Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua. Menurutnya, jika terjadi letusan, maka lima kabupaten di sekitar gunung, yaitu Pemalang, Tegal, Brebes, Purbalingga, dan Banyumas, akan masuk dalam jangkauan semburan debu dan awan panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya