Krisis Corona di India Memburuk, Warga 'Kelabakan' Tak Kebagian Bed di RS

Krisis Corona di India Memburuk, Warga 'Kelabakan' Tak Kebagian Bed di RS

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 19 Apr 2021 09:00 WIB
Jakarta -

Krisis Corona di India terus memburuk saat kembali mencetak rekor kasus harian COVID-19, yaitu 261.500 kasus per Minggu (18/4/2021). Total kasus mencapai 14,8 juta, posisi kedua, negara terparah akibat COVID-19 setelah Amerika Serikat.

Ibu kota India, New Delhi, mencatat 25.500 kasus virus Corona dalam 24 jam terakhir. Kota yang paling parah terdampak COVID-19 di India ini bahkan hanya memiliki tempat tidur kurang dari 100, di seluruh RS untuk warganya yang lebih dari 20 juta orang.

Hal ini diungkapkan Kepala Menteri Arvind Kejriwal, saat media sosial dibanjiri dengan keluhan warga India soal kurangnya tempat tidur RS, tabung oksigen, hingga obat-obatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa dalam 24 jam terakhir angka positivity rate meningkat menjadi sekitar 30 persen dari sebelumnya 24 persen. Kasus-kasus meningkat sangat cepat. Tempat tidurnya cepat terisi," kata Kejriwal dalam jumpa pers.

New Delhi lockdown

New Delhi, yang memberlakukan jam malam akhir pekan, adalah salah satu kota yang paling parah terkena dampak lonjakan COVID-19 di India. Gelombang besar kedua Corona membebani infrastruktur kesehatan.

ADVERTISEMENT

Ketika kasus-kasus meningkat di seluruh India, kritik keras dilontarkan soal bagaimana pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi bersikap menangani krisis kesehatan khususnya COVID-19. Sebab, festival keagamaan dan demonstrasi pemilihan umum yang dihadiri oleh ribuan orang terus berlanjut.

Pemerintah India sebelumnya melonggarkan kebijakan lockdown pada awal 2021, meskipun beberapa wilayah termasuk New Delhi dan negara bagian Maharashtra, tetap melakukan pembatasan lokal. New Delhi telah mengizinkan ruang bioskop beroperasi dengan kapasitas 30 persen dan orang-orang bebas bergerak selama hari kerja.

Namun, kini New Delhi kembali menerapkan lockdown selama dua pekan ke depan.

"Tidak ada pilihan selain New Delhi lockdown selama 1-2 minggu," kata Dr Ambrish Mithal, dokter endokrinologi dan diabetes terkemuka di operator rumah sakit Max Healthcare, menambahkan bahwa kebijakan jam malam akhir pekan tidak akan berhasil.

"(Situasi) saat ini tidak dapat diatur," katanya di Twitter.

Di tengah laporan kekurangan pasokan oksigen dan obat-obatan penting seperti obat antivirus Remdesivir, Modi pada hari Sabtu meminta pihak berwenang untuk mendorong semua upaya meningkatkan produksi vaksin COVID-19 dan meminta timnya untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah.

(naf/up)
Tsunami COVID-19 di India
86 Konten
Dengan laju vaksinasi yang tinggi, India sempat dinyatakan hampir mencapai herd immunity. Namun kondisi ini membuat sebagian warganya lengah. Kini India kembali diterjang 'tsunami' COVID-19.