Uni Eropa (UE) telah mengucurkan dana senilai 33 juta euro atau sekitar Rp567,6 miliar (asumsi kurs Rp17.200 per euro) untuk membantu penanganan darurat dampak ledakan di Beirut, Libanon.
Ledakan yang terjadi pada Selasa (4/8) petang itu telah meluluhlantakkan Beirut. Korban tewas akibat ledakan dilaporkan mencapai 137 orang, puluhan orang hilang, dan 5.000 orang terluka. Bangunan dan fasilitas umum juga rusak karena guncangan.
Dilansir dari AFP, bantuan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan darurat, termasuk kapal rumah sakit Italia.
Sumber dari Komisi UE menyebut konferensi donatur juga akan digelar untuk dapat memobilisasi bantuan tambahan setelah diketahui besaran dana yang dibutuhkan.
Komisi UE menilai bantuan darurat yang telah dikucurkan dapat memenuhi kebutuhan layanan dan rumah sakit darurat.
Presiden Komisi Ursula von der Leyen telah berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Libanon Hassan Diab terkait bantuan Uni Eropa.
Dalam surat yang dikirimkan ke 27 anggota UE, von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel meminta negara anggota untuk ikut berkontribusi dalam upaya pemulihan ke depan.
"Kami... mengundang anda untuk meningkatkan dukungan kepada Libanonm untuk kebutuhan darurat, namun juga dalam upaya rekonstruksi jangka panjang," tulis von der Leyen dan Michel.
Mereka mengingatkan anggota akan kemitraan yang telah terjalin erat antara UE dan Libanon "negara yang memiliki peran strategis sebagai penampung pengungsi per kapita terbesar."
(sfr/sfr)