Tautan-tautan Akses

Pencarian Orang Hilang dalam Ledakan di Beirut Berlanjut


Petugas pemadam kebakaran Perancis dan seekor anjing penyelamat melakukan pencarian korban di antara puing-puing sebuah bangunan pasca ledakan di pelabuhan di Beirut, Lebanon, 6 Agustus 2020.
Petugas pemadam kebakaran Perancis dan seekor anjing penyelamat melakukan pencarian korban di antara puing-puing sebuah bangunan pasca ledakan di pelabuhan di Beirut, Lebanon, 6 Agustus 2020.

Para petugas di Beirut, Kamis (6/8) masih melanjutkan pencarian orang-orang yang hilang setelah ledakan besar-besaran di pelabuhan kota itu Selasa lalu. Sementara itu Presiden Perancis Emmanuel Macron yang berkunjung ke Beirut memperingatkan negara itu akan terus melemah apabila tidak melakukan reformasi yang serius.

Menurut kementerian kesehatan Lebanon, jumlah korban tewas meningkat menjadi 137 orang dan lebih dari 5.000 lainnya cedera dalam ledakan tersebut. Para pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat.

Macron mengunjungi Beirut, Kamis (6/8) untuk bertemu para pemimpin politik. Perancis, bekas penguasa kolonial di Lebanon, mengirim dokter dan beberapa ton peralatan medis.

Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan) memberikan salam dengan isyarat tangannya kepada regu penyelamat setibanya di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.
Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan) memberikan salam dengan isyarat tangannya kepada regu penyelamat setibanya di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis 6 Agustus 2020.


Macron mengatakan kunjungannya merupakan “kesempatan untuk mengadakan dialog yang jujur dan menentang dengan kekuatan-kekuatan dan institusi-institusi politik Lebanon.” Ia juga memperingatkan “jika reformasi tidak dilakukan, Lebanon akan terus tenggelam.”

Kabinet Lebanon hari Rabu menetapkan situasi darurat selama dua pekan di Beirut dan memerintahkan militer untuk menempatkan dalam tahanan rumah, siapapun yang terlibat dalam penyimpanan amonium nitrat di gudang yang meledak di pelabuhan kota itu.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apa yang menyebabkan ledakan itu. Para pejabat Lebanon memusatkan perhatian pada apa yang mereka katakan berton-ton amonium nitrat yang telah disimpan di gudang-gudang pelabuhan selama enam tahun ini.

Presiden Michel Aoun telah berjanji untuk membuat mereka yang bertanggung jawab atas ledakan itu menghadapi “hukuman paling berat.”

Seorang pejabat Lebanon yang menjadi target penyelidikan telah berupaya mengalihkan tudingan atas bahan-bahan peledak di pelabuhan. Badri Daher, kepala departemen bea cukai, mengatakan kepada LBC TV Rabu malam bahwa para pejabat mengirim hingga enam pucuk surat ke pengadilan selama bertahun-tahun, meminta agar amonium nitrat itu dipindahkan karena ancaman bahayanya.

Daher mengatakan ia tidak dapat berbuat apapun selain memperingatkan pihak berwenang, meskipun ini berarti “kerja ekstra” baginya dan pendahulunya. Daher juga bersikukuh otoritas pelabuhan bertanggung jawab atas bahan peledak, sedangkan tanggung jawabnya adalah mencegah penyelundupan dan memungut cukai.

Kemarahan meningkat terhadap berbagai kelompok politik Lebanon yang telah berkuasa di negara itu sejak berakhirnya perang saudara 15 tahun pada tahun 1990. Politisi yang telah lama menjabat banyak dianggap korup dan tidak mampu memberikan bahkan layanan paling mendasar seperti listrik.

Ledakan yang menghancurkan daerah pelabuhan penting itu demikian kuatnya sehingga menerbangkan pintu-pintu dan jendela-jendela jauh dari pelabuhan serta merusak banyak bangunan.

Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan situasi apokaliptik telah menyebabkan sekitar 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG