Kalung 'Antivirus' Eucalyptus Kementan Diklaim Tangkal COVID-19, Benarkah?

Round Up

Kalung 'Antivirus' Eucalyptus Kementan Diklaim Tangkal COVID-19, Benarkah?

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Minggu, 05 Jul 2020 05:07 WIB
Kalung antivirus Corona (Vadhia Lidyana-detikcom)
Kalung 'antivirus' Corona yang kontroversial karena diklaim bisa tangkal Corona (Vadhia Lidyana-detikcom)
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana memproduksi kalung antivirus Corona secara massal. Kalung antivirus ini terbuat dari tanaman eucalyptus dan diklaim dapat membunuh virus Corona.

"Ini sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80 persen," tutur Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo usai menemui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Sudah dari beberapa bulan lalu, eucalyptus memang disebut-sebut bisa menjadi antivirus Corona. Bahkan, Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry pernah mengatakan bahan aktif dari tanaman eucalyptus dapat membunuh Mpro atau enzim dalam virus Corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa sih sebenarnya eucalyptus itu?

Eucalyptus merupakan genus tanaman yang mencakup lebih dari 700 spesies. Dikutip dari Medical News Today, eucalyptus yang banyak tumbuh di Australia banyak dicari untuk diambil minyaknya lewat proses destilasi.

Sebuah penelitian di jurnal Clinical Microbiology & Infection menunjukkan minyak eucalyptus memiliki efek antibakteri pada patogen penyebab infeksi saluran napas atas. Penelitian lain menyebut minyak eucalyptus dapat mencegah infeksi pada luka di kulit.

ADVERTISEMENT

Tanaman eucaliptus masih berkerabat dengan pohon kayu putih (Melaleuca leucadendra) yang mengasilkan minyak kayuputih (cajuput oil).

Apa benar eucalyptus dapat menangkal COVID-19?

Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr dr Inggrid Tania, MSi, eucalyptus memang memiliki zat yang bersifat antibakteri, antivirus, dan antijamur. Namun, belum ada penelitian spesifik terkait manfaatnya untuk COVID-19.

"Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2," tutur dr Inggrid kepada detikcom, Sabtu (4/7/2020).

Maksudnya, kandungan antivirus dari eucalyptus yang telah diuji hanya baru sebatas 'ampuh' untuk virus Corona secara umum saja dan tidak spesifik pada virus penyebab COVID-19, yaitu SARS-CoV-2.

"Mohon berhati-hati, karena klaim sebagai 'antivirus Corona' bisa misleading. Karena ternyata banyak pemahaman masyarakat yang salah, menduga bahwa antara 'virus Corona' dengan 'virusnya COVID-19' adalah sama atau identik padahal cukup beda karakteristiknya," tuturnya.



Simak Video "Kementan Sayangkan Ada Vaksin Antraks Kedaluwarsa di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)