TEMPO.CO, Kendari - Seorang pasien positif Covid-19 asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Fitri Amaliah, membagikan cerita selama menjalani karantina dan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, Kendari pada Kamis, 9 April 2020.
Fitri merupakan pasien pertama positif Corona di Sulawesi Tenggara. Sekarang ia sudah dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut. Perempuan 25 tahun ini pun sudah pulang ke rumahnya pada Rabu, 4 April 2020.
Fitri dinyatakan terpapar virus Corona setelah ia pulang Umrah. Cerita ini bermula ketika ia demam, pilek, batuk, dan sakit tenggorokan pada 4 Maret 2020.
"Tapi pas periksa ke dokter, langsung dapat rujukan karena ada riwayat perjalanan ke luar negeri (umrah) dan masuk ruang isolasi (RSUD Bahteramas) pada tanggal 9 Maret 2020," kata dia.
Saat menjalani pemeriksaan di RSUD Bahteramas, pada 9 Maret 2020, ia langsung dibawa ke ruang isolasi oleh tim medis lantaran memiliki riwayat perjalanan umrah dan menunjukkan gejala Covid.
"Perasaan waktu dirawat sebetulnya cukup khawatir, ini bertanya-tanya apakah nanti positif betulan atau tidak. Tapi setelah dinyatakan positif juga tidak merasakan sakit yang parah. Kalau dalam kategori saya dalam kategori ringan, tidak berat jadi proses penyembuhannya juga cepat," katanya.
Ia mengatakan, meskipun berada di dalam ruang isolasi, tetap berinteraksi dan berkomunikasi bersama teman, kerabat terutama orang tuanya. Menurut dia, hal tersebut sebagai cara untuk menghilangkan rasa jenuh ketika menjalani isolasi, sehingga tidak merasa stres.
"Karena katanya kalau stres imun tubuh turun. Jadi diusahakan untuk tidak stres. Saya baca buku, sering berkabar sama teman, keluarga lewat telepon, bahkan saya terus mendapatkan dukungan dan motivasi dari orang-orang terdekat, Sehingga dorongan untuk sembuh semakin besar," katanya.
Ia berpesan agar masyarakat tidak perlu resah dan mengucilkan orang yang positif Covid-19. Sebab, kata dia, orang yang positif Corona bukan sebuah aib. Virus tersebut, kata dia, bisa disembuhkan, dengan perilaku hidup bersih dan sehat, tidak stres, tetap menjaga imun tubuh dan selalu menaati imbauan pemerintah dalam upaya mencegah penyebaran virus tersebut.
Dokter Spesial Paru RS Bahteramas Kendari dr Irwan Derma Karya sekaligus dokter yang menangani Fitri, mengatakan bahwa Fitri merupakan pasien yang cukup kooperatif saat menjalani isolasi di RSUD Bahteramas.
"Kebetulan juga dia termasuk pasien yang kooperatif, karena dari awal sampai akhir terus mengikuti instruksi yang diberikan oleh perawat maupun kami sebagai dokternya. Jadi hampir tidak ada kendala dalam merawat nona Fitri ini," katanya.